Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak Degresif adalah merupakan salah satu informasi yang perlu Anda pelajari ketika ingin mengetahui banyak hal tentang ilmu perpajakan.

Mengapa? Karena Pajak Degresif sendiri menjadi satu diantara jenis pajak yang populer digunakan di dunia.

Sehingga Anda juga perlu tahu tentang ini. Terlebih buat yang ada keinginan untuk menjadi ahli pajak dan ingin mengikuti pelatihan brevet pajak A dan B, maka perlu banget.

Dan untuk penjelasan-penjelasannya, Anda bisa melihat melalui informasi yang tertera di bawah ini.

Tarif Pajak Degresif

Tarif Pajak Degresif

Sebelum membahas lebih jauh, silahkan pahami dulu tentang pengertiannya.

Dan ternyata, Tarif pajak degresif ialah tarif yang memungkinkan nilai persentasenya semakin rendah ketika nilai objek yang dikenai pajak semakin bertambah.

Ya kalau digambarkan berarti tarifnya akan makin murah saat objek pajaknya makin mahal. Jadi ya bisa dibilang juga kalau ini kebalikan dari yang umum berlaku saat ini.

Cuma yang perlu di ketahui juga, meskipun tarif makin mengecil namun nominal pajaknya akan tetap membesar karena nilai objeknya besar.

Terus buat yang ingin lebih mendalami, bisa cari tahu tentang jenis-jenis tarifnya. Karena ternyata itu terbagi menjadi 3.

Dan masing-masing dari itu, juga memiliki kriterianya sendiri-sendiri. Ya pokoknya kalau memang mau tahu lebih, silahkan lihat sampai selesai.

Tarif Pajak Degresif Proporsional

Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak Degresif Proporsional adalah jenis tarif pajak yang memungkinkan persentasenya terus menurun secara konstan (sama besar) ketika dasar pengenaan pajaknya meningkat.

Jadi misalkan tarifnya turun 3%, maka itu akan terus berlangsung di tiap dasar pengenaan objek. Atau untuk contohnya, kalian bisa juga lihat informasi di bawah ini.

Dasar PengenaanTarif PajakPenurunan TarifNominal Pajak
Rp20.000.00023%โ€“Rp4.600.000
Rp40.000.00020%3%Rp8.000.000
Rp60.000.00017%3%Rp10.200.000
Rp80.000.00014%3%Rp11.200.000

Itulah contoh skema tarif Degresif Proporsional dengan penurunan tarif konstan atau sama besar sebanyak 3%.

Untuk contoh penerapannya, biasanya ini diterapkan di pajak bea masuk dan keluar guna memicu pertumbuhan perdagangan Internasional.

Dan untuk di Indonesia sendiri, ternyata tidak memakainya. Karena kalau di perundang-undangan Indonesia, justru menggunakan tarif tetap.

Yang mana tarifnya akan sama terus meskipun dasar pengenaan pajaknya berbeda.

Oh ya, sudah tahu belum tentang cara lapor pajak tahunan pribadi itu seperti apa? Atau soal besaran pajak CV berapa persen. Siapa tahu di kemudian hari butuh informasi tersebut.

Tarif Pajak Degresif Degresif

Tarif Pajak Degresif

Tarif Pajak Degresif Degresif adalah skema tarif pajak yang memungkinkan persentasenya semakin kecil, ketika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan mengenai besarnya penurunan tarif juga makin kecil.

Dengan kata lain, bedanya dengan yang pertama adalah pada skema penurunannya. Kalau yang tadi kan tetap. Sedangkan ini justru menurun.

Jadi misalkan penurunan tarif di pengenaan pajak pertama adalah 5%, maka di yang kedua jadi 4% dan seterusnya.

Atau kalau mau lebih jelas, bisa lihat tabel di bawah ini.

Dasar Pengenaan PajakTarif PajakPenurunan TarifJumlah Pajak
Rp20.000.00025%โ€“Rp5.000.000
Rp30.000.00020%5%Rp6.000.000
Rp40.000.00016%4%Rp6.400.000
Rp50.000.00013%3%Rp6.500.000

Nah gambarannya adalah seperti itu. Tarifnya akan terus turun dan bersamaan dengan itu, perbedaan antar tarif juga makin turun.

Skema ini akan memungkinan Wajib Pajak mendapatkan keringanan ketika objek pajaknya makin mahal.

Sebab tarifnya makin mengecil kan?

Untuk tambahan informasi, silahkan lihat juga tentang gaji 5 juta kena pajak berapa. Atau soal pajak sewa tanah dan bangunan yang tak kalah penting untuk diketahui juga.

Benar atau tidak kakak?

Tarif Pajak Degresif Progresif

Tarif pajak degresif progresif ini merupakan skema tarif yang membuat persentasenya semakin kecil ketika dasar pengenaan pajaknya meningkat ditambah besarnya penurunan tarif juga akan semakin besar.

Bisa dibilang kalau ini adalah skema tarif yang diimpikan oleh orang-orang kaya. Karena di titik tertinggi dari dasar pengenaan pajak, maka akan didapati tarifnya sangat kecil.

Sebab di tiap dasar pengenaan, penurunannya justru akan membesar. Sehingga pas diakhir jadi makin kecil.

Sebagai gambaran, kalian bisa coba cek tarif pajak yang kami maksud lewat tabel berikut.

Dasar Pengenaan PajakTarif PajakPenurunan TarifJumlah Pajak
Rp20.000.00040%โ€“Rp8.000.000
Rp40.000.00035%5%Rp14.000.000
Rp60.000.00025%10%Rp15.000.000
Rp80.000.00010%15%Rp8.000.000

Nah itulah skema tarif Degresif Progresif yang bisa Anda pelajari. Ya meskipun di Indonesia sendiri tidak memakainya.

Namun tidak menutup kemungkinan kalau dikemudian hari akan dipakai juga. Apalagi yang namanya peraturan perpajakan itu akan terus berubah-ubah sesuai kemajuan zaman.

Misalnya saja untuk tarif PPN yang mengalami peningkatan dari 10% menjadi 11%.

Sehingga bukan hal yang mustahil kalau suatu saat hal seperti ini juga berlaku di Indonesia. Akhir kata, semoga artikel yang kami bagikan ini bisa bermanfaat untuk semua.

Silahkan gunakan ini sebagai bahan referensi tambahan. Terima Kasih.

Amrin inc

seorang enthusiast dalam bidang pajak negara Indonesia dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dalam bidang akuntansi dan perpajakan dari Universitas Indonesia, di mana ia meraih gelar Sarjana Ekonomi . Selain itu, juga memiliki sertifikasi profesi sebagai Akuntan Publik dan Konsultan Pajak

Bagikan: